Jakarta - Mulai muncul sejumlah keluhan mengenai wasit di Liga Primer Indonesia. Pihak LPI menilai bahwa kinerja pengadil lapangan hijau masih baik, layak diberi poin 85 pada skala sampai 100.
Lima pekan LPI berjalan, kinerja wasit mulai mendapatkan keluhan. Pelatih Bandung FC Nandar Iskandar mengkritisi kinerja korps baju hitam saat timnya menghadapi Solo FC.
Selanjutnya Semarang United juga mengeluhkan wasit terkait kartu merah terhadap Simon Kujiro dalam laga antara tim kota Atlas itu melawan Bogor Raya. Arsitek Medan Bintang Michel Feichteinbeiner juga protes saat timnya dikalahkan Real Mataram.
Terakhir, arsitek Real Mataram Jose Basualdo melontarkan kritik serupa saat timnya dibekuk Aceh United kemarin sore (6/2/2011).
"Sebelum laga kita gelar technical meeting dan yang kita bahas selalu fair play. Tetapi itu tidak terjadi pada laga ini. Wasit cadangan juga tidak tahu ketentuan waktu. Waktu tambahan seharusnya 5 menit, namun baru dua menit sudah selesai. Kami complain bukan karena kami kalah, tapi demi menjunjung fair play di LPI," ujar Basualdo dalam keterangan pers yang diterima detiksport.
Pihak LPI sendiri menilai bahwa sejauh ini kinerja wasit saat memimpin pertandingan masih bagus. "Secara umum wasit sudah berusaha junjung fair play. Kita harus apresiasi itu. Beberapa laga memang belum maksimal dan ada catatan. Sepakbola olahraga kontak fisik, jadi pelanggaran mungkin saja terjadi," ujar juru bicara LPI Abi Hasantoso dalam perbincangannya dengan detiksport, Senin (7/2/2011) siang WIB.
"LPI menilai wasit sejauh ini sudah bagus baik dari performa fisik maupun kepemimpinan. Nilai skala 1-100, menurut saya nilainya 85. Yang 15 ini karena masih ada yang berpendapat wasit perlu diperbaiki. Tim masih belum bisa menerima," sahut Abi di ujung sambungan telepon.
Abi menambahkan, LPI terus menjalin komunikasi dengan klub untuk terus mensosialisasikan soal visi dan misi fair play. Dalam waktu dekat LPI berencana mengadakan pertemuan dengan pihak klub.
"Ada rencana ada pertemuan seluruh CEO di Bali dalam waktu dekat ini. Ini sudah diagendakan sebelumnya. Pada hari libur saat tidak ada pertandingan. Pertandingan LPI 'kan Sabtu, Minggu, Senin. Nah, ini bisa ambil hari Selasa atau Rabu. Kita bahas soal kompetisi, ada catatan juga soal kinerja wasit. Yang jelas bukan hanya tanggungjawab pemain, pelatih juga. Wasit sudah berusaha yang terbaik."
LPI "bersih" tanpa kartu merah di lima pertandingan awal yang digelar. Namun memasuki pertandingan keenam yakni antara Real Mataram kontra Bali Devata kartu merah seakan "mengalir". Sejumlah nama yang diusir wasit misalkan Ali Markus, Ryung Thae Phyo (Real Mataram), Simon Kujiro (Semarang United), Javier Rocha (Batavia Union), Sreko Mitrovic (PSM Makassar), dan Alamsyah (Aceh United).
"LPI tak berharap banyak kartu keluar. Tapi tugas wasit harus kami dukung. Tugas wasit menjunjung tinggi fair play. Jangan liat jumlah kartu, itu bagian dari kepemimpinan wasit. Kartu dipandang sebagai hal wajar, sebagai bagian dari penegakan wasit terhadap fair play," kata Abi menanggapi hal ini.
Label: Sepak Bola
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
semoga LPI bisa mengangkat citra persepakbolaan tanah air yang dinilai amburadul selama lsi berlangsung.
Posting Komentar